MEMBANGUN DAN MELENGKAPI RUMAH TANGGA
Memperlengkapi Dengan
Ventilasi, Saluran
Pembuangan Air, Dan Cahaya Matahari
Dalam pembangunan sarana
bangunan, baik untuk keperluan umum maupun tempat tinggal, haruslah
diperlengkapi dengan ventilasi (sarana peredaran udara) yang baik dan cahaya
matahari yang banyak. Seringkali gedung-gedung Gereja dan Sekolah dibangun
tanpa memperhatikan kepentingan sarana yang di atas tadi. Kelalaian
mempersiapkan ventilasi yang baik yang menyebabkan penghuni bangunan itu mengantuk
dan malas, mempengaruhi hasil dari khotbah serta memberatkan dan mengurangkan
hasil pekerjaan guru.
Sedapat mungkin, semua bangunan
yang dikhususkan untuk kediaman manusia haruslah didirikan dalam pekarangan
yang agak tinggi dan saluran pembuangan airnya baik. Ini akan menjamin
pekarangan akan menjadi kering . . . . Masalah ini terlalu sering dianggap
enteng . . . . Penyakit yang selalu timbul, penyakit-penyakit yang berat,
kesehatan yang selalu terganggu, dan banyak kematian terjadi karena keadaan lembab
dan malaria disebabkan tempat rendah dan saluran pembuangan air yang kurang
baik.
Dalam pembuangan rumah-rumah
adalah sangat penting untuk mempersiapkan ventilasi dan cahaya matahari yang
banyak. Biarlah udara bebas beredar banyak dan cahaya berkelimpahan di dalam
tiap-tiap ruangan rumah itu. Biarlah ruangan-ruangan tempat tidur diatur begitu
rupa sehingga udara beredar dengan bebas siang dan malam. Tidak pantas dipakai
sebuah kamar tidur, kecuali kamar itu dapat dibuka tiap-tiap hari untuk
dimasuki udara bersih dan sinar matahari setiap hari. Di beberapa negara
kamar-kamar tidur dilengkapi dengan alat-alat pemanas, supaya ruangan itu dapat
dipanaskan dan dikeringkan dari udara yang lembab yaitu pada musim penghujan.
Ruangan tamu harus dirawat
sedemikian rupa sama dengan ruangan-ruangan yang senantiasa dipergunakan.
Seperti kamar-kamar tidur, ruangan tamu haruslah mendapat peredaran udara dan
cahaya matahari, dan harus dilengkapi dengan sesuatu alat pemanas untuk
mengeringkan udara lembab yang selalu bertambah-tambah dalam kamar yang tidak
selamanya digunakan. Barangsiapa yang tidur dalam kamar yang tidak mendapat
cahaya matahari atau menempati tempat tidur yang belum dijemur dengan baik-baik
mempunyai resiko mengganggu kepada kesehatan, dan seringkali mengancam nyawa .
. . .
Mereka yang bertanggung jawab
untuk mengurus orang-orang yang sudah lanjut usia harus mengingat bahwa mereka
ini membutuhkan kamar-kamar khusus yang hangat dan yang menyenangkan. Tenaga
mereka berkurang dengan bertambahnya usia, kekuatan mereka sudah semakin lemah
dan harus melawan pengaruh-pengaruh buruk yang kurang sehat; itulah sebabnya
mereka yang sudah lanjut usia memerlukan banyak sinar matahari dan udara yang
segar dan bersih. 1
Hindarkan Tanah Rendah
Kalau kita mau mempunyai rumah
menjadi tempat tinggal kita yang sehat dan berbahagia, kita harus tempatkan
rumah itu jauh dari rawa-rawa yang sudah mendatangkan penyakit bagi tubuh
manusia, dan jauhkan dari tanah rendah yang lembab, dan berikan kebebasan yang
luas masuk kehidupan suasana sorga. Jangan gunakan korden-korden yang
tebal-tebal, bukakanlah jendela dan hindarkan segala yang menghalangi
terbukanya jendela, jangan biarkan tanaman-tanaman menjalar masuk melalui
jendela betapapun indahnya tanaman itu, pohon-pohon kayu jangan dibiarkan
bertumbuh terlalu dekat rumah-rumah sehingga menutupi cahaya matahari. Mungkin
cahaya matahari itu akan mengubahkan warna kain jendela dan permadani serta
mengadakan cacad kepada bingkai-bingkai gambar tetapi cahaya itu akan membawa
warna yang kemerah-merahan yang sehat di pipi anak-anak. 2
Pekarangan Sekeliling Rumah
Suatu pekarangan yang diperindah
dengan adanya pepohonan yang rindang dan rerumputan yang tersebar, mempunyai
jarak yang pantas dari rumah, mempunyai pengaruh yang menggembirakan kepada
keluarga, terlebih kalau dirawat dengan baik, dan bukan mendatangkan bencana
melainkan menunjang kesehatan. Tetapi bayangan pepohonan yang terlalu dekat
kepada rumah dan semak belukar mengadakan kelembaban di sekeliling rumah
membuat keadaan suram, sebab menghalangi peredaran udara yang bebas dan
menghalangi cahaya matahari. Sebagai akibatnya berkumpullah lembab di dalam
rumah itu, khususnya pada waktu musim hujan. 3
Pengaruh Keindahan Terhadap
Lingkungan Keluarga
Allah gemar sesuatu yang indah.
Ia telah menghiasi bumi dan langit dengan keindahan, dan dengan kesukaan seorang
Bapa Ia memandang sukacita anak-anakNya dalam segala perkara yang telah
diciptakanNya. Ia suka agar kita mengelilingi rumah-rumah kita dengan keindahan
alam kejadian.
Hampir semua penduduk di pedesaan
mempunyai pekarangan kecil walaupun mereka tergolong miskin, sekeliling
rumahnya ada beberapa pohon, tumbuh-tumbuhan lain, atau kembang wangi.
Tanam-tanaman yang asli seperti itu jauh lebih baik memberikan kegembiraan
kepada keluarga daripada perhiasan bikinan tangan. Akan didatangkannya ke dalam
rumah tangga itu suatu pengaruh yang menghaluskan dan melembutkan, mendorong
kesukaan kepada alam kejadian serta menarik anggota-anggota keluarga lebih erat
terhadap satu dengan yang lain dan lebih erat juga kepada Allah. 4
Biarlah Rumah Tangga Itu
Dihiasi Dengan Cara Sederhana
Perbuatan kitalah yang merampas
daripada kita berkat-berkat yang banyak dan kesukaan serta menjadikan kita
tidak pantas untuk menghidupkan suatu kehidupan yang paling berguna. Perhiasan
yang mahal dan indah-indah adalah suatu pemborosan bukan saja dalam bentuk uang
melainkan juga dalam sesuatu hal yang seribu kali ganda lebih indah. Perhiasan
itu membawa suatu beban ke dalam rumah tangga, usaha pemeliharaan dan
kebingungan . . . .
Hiasilah rumahmu dengan
barang-barang yang baik dan sederhana, barang-barang yang mudah dipelihara,
barang-barang yang dapat dibersihkan dengan mudah, dan barang-barang yang dapat
diganti tanpa biaya yang besar. Oleh melatih citarasa, rumah yang sangat
sederhana dapat dijadikan baik dan menarik, terlebih kalau ada kasih dan rasa
puas di dalamnya. 5
Kebahagiaan tidak akan dapat
diperoleh dalam pameran yang berlebih-lebihan. Semakin sederhana suasana rumah
tangga yang diatur dengan baik, maka makin bahagialah rumah tangga itu. 6
Hindarkan Roh Persaingan
Hidup menjadi suatu kekecewaan
dan kepenatan bagi banyak orang karena pekerjaan yang tidak perlu, di mana
mereka membebani diri dalam menghadapi tuntutan adat istiadat. Pikiran mereka
senantiasa dipenuhi oleh kecemasan untuk mencukupkan segala kekurangan yang lahir
dari kesombongan dan mode . . . .
Segala perongkosan pemeliharaan,
usaha yang dicurahkan yang sebenarnya tidak perlu, mungkin juga mendatangkan
bencana, dan kalau disalurkan kepada kebijaksanaan yang layak akan dapat
menunjang kemajuan pekerjaan Allah. Orang mendambakan apa yang disebut
kemewahan hidup, dan mengorbankan kesehatan, kekuatan dan segala sesuatu untuk
memperolehnya. Suatu roh persaingan yang harus disesalkan di antara orang-orang
yang satu golongan, tentang siapakah yang dapat mengadakan pertunjukan yang
paling besar dalam hal pakaian dan perbelanjaan rumah tangga. Kata-kata “rumah”
yang indah itu diputarbalikkan untuk mempunyai arti “sesuatu yang mempunyai
empat tembok, penuh dengan perkakas dan perhiasan-perhiasan yang mewah” sedang
penghuninya selalu menderita ketegangan untuk menghadapi segala tuntutan adat
kebiasaan dalam pelbagai segi kehidupan. 7
Banyak orang tidak berbahagia
dalam kehidupan rumah tangga karena mereka sedang berusaha menyelamatkan
pandangan secara luar. Mereka bekerja keras dan membelanjakan uang dengan
banyak tanpa batas agar dapat mengadakan pertunjukan kemewahan dan beroleh
pujian dari teman-teman, sebenarnya orang-orang itu tidak memperdulikan
kekayaan mereka. Satu benda tertentu ditambah dengan barang yang lain harus ada
untuk memenuhi persyaratan rumah tangga itu, sehingga banyaklah pertambahan
barang-barang yang mahal, yang menyenangkan kepada mata, memuaskan kesombongan
hati dan cita-cita yang tinggi, namun sedikitpun tidak menambah kesenangan di
dalam keluarga itu. Segala harta benda itu telah menghabiskan tenaga,
kesabaran, serta menghabiskan waktu yang indah, yang sebenarnya waktu itu
diberikan supaya dapat digunakan dalam pekerjaan Allah.
Rahmat Allah yang indah itu
dijadikan nomor dua daripada perkara-perkara yang sangat berguna; dan
kebahagiaan menjadi hilang karena kesibukan mengumpulkan barang-barang
kesukaan. Didapatinya bahwa kekayaan itu tidak memberikan kepuasan hati yang
mereka telah dambakan itu daripadanya. Usaha yang tidak henti-hentinya itu,
kecemasan yang tidak habis-habisnya untuk menghiasi rumah bagi tamu-tamu dan
orang-orang asing, tidak pernah memberikan imbalan yang selayaknya dengan nilai
kekayaan yang telah dibelanjakan. Sesungguhnya hal itu berarti meletakkan kuk
perhambaan di atas leher yang menyakiti untuk dipikul. 8
Dua Kunjungan yang Kontras
Di dalam beberapa keluarga ada
beberapa kesibukan yang terlalu banyak. Kerapihan dan peraturan adalah penting
untuk kesenangan, tetapi segala kebajikan ini janganlah dilakukan dengan
berlebih-lebihan sehingga menjadikan suatu masa kepenatan yang tidak
henti-hentinya dan menjadikan penghuni rumah itu menjadi sangat gusar. Apa yang
kami hargakan tinggi di rumah-rumah beberapa orang, ialah suatu peraturan yang
ketat tentang letak barang-barang dan perabot-perabot, adakalanya tidak
menyenangkan sama seperti tidak ada peraturan meletakkan benda-benda itu.
Kesopanan yang dipaksakan yang meliputi segenap rumah itu tidak membawa
ketenangan bagi seorang yang sungguh mengharapkan dalam rumah yang sebenarnya.
Apabila mengadakan kunjungan
singkat ke rumah sahabat-sahabat, tentu tidak senang melihat sapu dan bulu ayam
dipergunakan selalu dan waktu yang telah diharap-harapkan menikmati percakapan
dengan sahabat-sahabat tentang rumah tangga, waktu yang baik untuk beramah-tamah
digunakan mencari sedikit debu atau sarang laba-laba. Walaupun hal itu dapat
dilakukan karena penghormatan atas hadirnya tamu di dalam rumah tersebut,
tetapi ada juga orang lain yang merasa bahwa kedatangannya dalam rumah itu
tidak dihargakan oleh sahabat-sahabatnya, karena mereka menghargakan kerapihan
secara berlebih-lebihan.
Pertentangan yang tidak langsung
seperti itu pernah terjadi pada waktu kunjungan kami pada musim panas yang lalu
(1876). Pada waktu kami tinggal di sana beberapa jam lamanya, waktu itu
dimanfaatkan kepada hal yang berguna atau yang dapat digunakan pada waktu yang
lain, tetapi dimanfaatkan dalam cara yang senang dan berguna, memberi
ketenangan kepada pikiran demikian juga kepada tubuh. Rumah itu dijadikan
begitu rupa sehingga memberi kesenangan, meski perhiasannya bukan terdiri dari
barang-barang yang luar biasa. Kamar-kamarnya mempunyai cahaya yang terang dan
mempunyai ventilasi yang baik . . . . hal itu tentu adalah jauh lebih baik
nilainya daripada perhiasan-perhiasan yang sangat mahal. Kamar tamu tidak
dilengkapi dengan berlebihan yang memenatkan pandangan mata, melainkan ada di
sana beberapa perhiasan yang diatur baik yang sangat menyenangkan.
Kebanyakan kursi terdiri dari
kursi malas, modelnya tidak serupa semuanya, melainkan disesuaikan kepada
kesukaan anggota-anggota keluarga. Ada kursi yang rendah dan tinggi bersama
bantalnya dan dengan sandaran yang lurus; kursi-kursi lebar sehingga enak untuk
bersandar, dan juga ada yang kecil-kecil; ada bale-bale yang menyenangkan dan
semuanya seolah-olah berkata: “Cobailah aku, bersenang-senanglah dengan aku.”
Ada meja-meja yang berisi buku-buku dan beberapa majalah. Semuanya rapih dan
menarik, tetapi tanpa susunan yang ketat rapih, yang tidak seolah-olah
mengamarkan orang untuk tidak menjamah sesuatu karena takut kececeran dan
kacau.
Pemilik rumah yang menyenangkan
ini dengan cara demikian memperlengkapi kediamannya dengan perabot yang
mahal-mahal, tetapi memilih dengan bijaksana untuk menyenangkan suasana
daripada untuk pertunjukan. Tidak ada sesuatu di dalam rumah itu yang dipandang
terlalu baik untuk digunakan secara umum, dan semua korden, tutup jendela
tidaklah tertutup rapat untuk menghindarkan perobahan warna akibat panas dan
perabot-perabot yang lain bercacat. Sinar matahari dan udara segar pemberian
Allah itu bebas keluar masuk, dengan kembang-kembang yang memberi bau semerbak
dari pekarangan. Sudah tentu keadaan keluarga adalah seperti keadaan rumah itu;
mereka sangat gembira dan ramah-tamah, melakukan segala sesuatu yang perlu
untuk kesenangan mereka, tanpa menyusahkan mereka dengan begitu banyak
perhatian sehingga menakutkan mereka bahwa mereka sedang menambahkan kesusahan
mereka itu. Kami merasa bahwa ini adalah suatu tempat untuk perhentian. Inilah
satu rumah dalam arti yang setepat-tepatnya dari perkataan itu. 9
Suatu Prinsip yang Digunakan
Dalam menghiasi
Ketelitian yang kaku yang telah
kita sebutkan sebagai suatu cara yang tidak disukai dalam begitu banyak rumah
tangga tidaklah sesuai dengan rencana besar dari alam kejadian. Allah telah
menjadikan kembang-kembang di padang bertumbuh dalam tempat-tempat tertentu,
dan dengan batas-batasnya, melainkan Ia telah menyebarkannya seperti batu-batu
permata di atas ladang yang hijau, lalu bumi diperindahnya dengan bentuk dan
warna yang beraneka ragam. Pohon-pohon yang di hutan tidak dalam suasana yang
teratur. Menariklah kepada pemandangan mata dan pikiran, menyenangkan terhadap
pemandangan alam kejadian, hutan-hutan rimba, bukit-bukit dan lembah, tanah
datar dan sungai, menikmati aneka warna yang tidak habis-habisnya bentuk dan
warna, dan keindahan pohon-pohonan, semak belukar, dan kembang-kembang
dikelompokkan di taman-taman alam, mengadakan suatu lukisan yang indah.
Anak-anak, para orang muda, demikian juga para orang tua sama-sama mendapat
perhatian dan kepuasan hati di sana.
Peraturan aneka warna ini dapat
dilaksanakan demikian rupa dalam rumah tangga. Seharusnyalah ada persesuaian
warna yang pantas dan persesuaian secara umum dari segala sesuatu perlengkapan
rumah tangga; tetapi tidaklah perlu kepada rangsangan yang baik bahwa setiap
bentuk benda di dalam satu ruangan harus sama modelnya, bahannya, atau
penutupnya; tetapi sebaliknya, adalah lebih menyenangkan kepada mata kalau
terdapat persesuaian dari perabot yang beraneka ragam itu.
Akan tetapi apakah rumah itu hina
atau mewah, perhiasannya mahal-mahal atau sebaliknya, di sana tidak akan ada
kebahagiaan kecuali roh dari penghuninya ada persesuaian dengan kehendak ilahi.
Kepuasan hati haruslah menguasai suasana rumah tangga itu. 10
Bahagian yang terbaik dalam rumah
itu, ruangan-ruangan yang cerah dan menarik, dan perabot yang paling
menyenangkan haruslah dipakai setiap hari oleh orang-orang yang sesungguhnya
tinggal dalam rumah itu. Hal ini akan membuat rumah tangga itu lebih menarik
kepada penghuninya dan juga kepada golongan sahabat-sahabat yang benar
memperhatikan kita, mereka yang kita katakan beruntung, dan olehnya kita juga
dapat beruntung. 11
Pertimbangkanlah Kesenangan Dan
Kesejahteraan Anak-anak
Tidak perlu tempat kediaman
dikelilingi dengan barang-barang yang mahal-mahal dan perabot rumah yang
indah-indah untuk menyenangkan perasaan anak-anak dan membahagiakan mereka
dalam rumahnya, tetapi yang penting ialah agar para orang tua memberikan kepada
mereka perhatian yang seksama dan cinta kasih. 12
Empat tembok rumah yang dihiasi
perabot yang mahal-mahal, permadani daripada beludru, kaca-kaca yang indah, dan
gambar-gambar yang bagus tidak menjadikan sebuah “rumah” bahagia, kalau simpati
dan cinta kasih tidak ada. Istana yang berkilau-kilauan itu tidak memiliki
kata-kata suci di mana kesukaan kehidupan rumah tangga tidak dikenal . . . .
Padahal kesenangan dan
kesejahteraan anak-anak adalah perkara-perkara penting untuk dipikirkan dalam
rumah yang demikian. Anak-anak dilalaikan oleh ibu, segenap waktunya dicurahkan
untuk meninggikan derajat serta memenuhi segala tuntutan masyarakat elite.
Pikiran mereka tidak dilatih; mereka memperoleh adat kebiasaan yang buruk lalu
menjadi gelisah dan tidak merasa puas. Mereka tidak menemukan kesenangan dalam
rumahnya selain larangan-larangan yang tidak menyenangkan, mereka memisahkan
diri dari lingkungan keluarga secepat mungkin. Mereka melontarkan diri ke dunia
yang lebih luas dengan sedikit keengganan hati, tidak dapat ditahan pengaruh
rumah tangga dan nasihat yang lemah lembut dari hati batu. 13
Janganlah berkata kepada mereka
itu seperti yang saya sering dengar dari ibu-ibu yang berkata, “Tidak ada
tempat bagimu di kamar ini.” Jangan duduk di atas dipan yang ditutup dengan
kain damas satin. “Kami tidak suka yang kamu duduk di atas dipan itu.” Dan
bilamana mereka pergi ke kamar lain, “Kami tidak suka kamu ribut-ribut di
sini.” Lalu mereka pergi ke dapur, dan tukang masak mengatakan, “Jangan ganggu
saya di sini. Pergi kamu dari sini; kamu mengganggu dan menyusahkan saya
sedemikian rupa.” Kemanakah mereka pergi untuk mendapatkan pendidikannya? Ke
jalan-jalan raya. 14
Kemurahan Hati Dan Kasih Lebih
Berharga Daripada Kemewahan
Terlalu banyak perhatian dan
beban yang dibawa masuk ke dalam rumah tangga, dan terlalu sedikit kedamaian,
kesederhanaan dan kebahagiaan yang dinikmati secara wajar. Haruslah sedikit
perhatian kepada apa yang dipercakapkan oleh dunia luar, dan haruslah
dicurahkan perhatian kepada kesejahteraan lingkungan keluarga. Cinta peradaban
dunia dan pertunjukan haruslah dikurangi, kelemahlembutan dan cinta kasih harus
diperdalam, dan sopan santun Kristen harus berada di anggota-anggota rumah
tangga. Perlu dipelajari oleh banyak orang tentang bagaimana menjadikan rumah
itu menarik, dan menjadi satu tempat kesukaan. Hati yang bersyukur dan roman
muka manis berseri-seri adalah lebih berharga daripada kekayaan dan kemewahan,
barang-barang yang sederhana disertai dengan hati yang merasa puas yang
menjadikan rumah tangga itu bahagia, terlebih kalau ada cinta kasih di sana.
Yesus Penebus kita itu, berjalan
di bumi ini dengan kemuliaan seorang raja; namun Ia lemah lembut dan rendah
hati. Ia menjadi suatu terang dan berkat terhadap tiap-tiap rumah tangga,
karena Dia membawa kegembiraan, pengharapan dan keberanian hati sertaNya. Aduh,
alangkah baiknya kalau kita merasa puas dengan kesederhanaan yang kita miliki,
mengurangkan perjuangan untuk mendapatkan barang-barang yang sukar didapat
untuk menghiasi rumah-rumah kita, sedang apa yang dinilai oleh Allah lebih
mahal dari permata indah ialah roh lemah lembut, pendiam, tidak dihargai.
Keanggunan dalam kesederhanaan, kelemahlembutan, dan cinta kasih yang benar
akan menjadikan rumah tangga yang paling hina sekalipun menjadi firdaus. Lebih
baik bergembira dalam kesusahan daripada tidak memperoleh ketenangan hati dan
rasa puas. 15